EXO

EXO

Sabtu, 02 Maret 2013

Kembali Tersenyum..

       September, 2012..
       Sudah hampir setahun lebih aku berada dalam suatu perkumpulan ini, tp baru beberapa kali terakhir ini aku menyadari keberadaan "dia" didalamnya.
       Suatu ketika, dalam sebuah pertemuan rutin diperkumpulan itu, untuk pertama kalinya aku datang setelah beberapa bulan rehat, atau lebih tepatnya bersembunyi. Mengapa? Ya, aku memiliki masa lalu yang kelam dibalik itu, yang membuatku enggan berada didalamnya. Tapi setelah sekian lama, aku merasa itu adalah waktu yang tepat untuk aku kembali kedalam rutinitasnya. Di hari tersebut, aku mengikuti kegiatan itu dengan sangat biasa.. Hmm.. Maksudku (tentunya) tak ada yang spesial. Dipertengahan kegiatan tersebut kemudian tanpa sengaja aku melihat seseorang ketika aku memalingkan wajahku disela kebosananku. Sosok lelaki yang aku lihat. Dia sempat melirik ku sejenak, namun kemudian kembali mengacuhkannya. Entah siapa. Aku tidak mengenal dia sebelumnya, hmm mungkin mengingat beberapa bulan sebelumnya aku sempat menghilang dari perkumpulan itu sehingga aku baru mengetahui keberadaan dirinya. Seharusnya bukan hal yang istimewa, tapi entah mengapa ada sesuatu yang berbeda. Aku merasa seperti telah lama mengenal dia. Tapi mungkin bukan, hanya perasaanku saja. Bahkan aku tidak mengetahui namanya.
       Namun ternyata, dari sini semuanya berawal..
       Beberapa hari selanjutnya, aku lewati dengan rutinitas ku seperti biasa. Disela kebosananku akan kesibukan kuliah, aku menghibur diri dengan aktivitas di social media. Entah hanya untuk sekedar mencari berita terbaru akan idola ku atau untuk meluapkan isi hatiku. 25 September 2012.. Dan, suatu saat "dia" mengomentari salah satu postingan  ku. Awalnya aku tidak menyadari bahwa dia adalah "dia" yang aku lihat beberapa hari sebelumnya. Awalnya aku tidak merasakan apa-apa. Pikirku hanya gurauan-gurauan biasa antara satu sama lain. Tapi ternyata.. berlanjutlah.. Dan aku mulai mengenalnya, dia yang ku sebut GD..

       Kamis, 27 September 2012..
       Sore itu seperti biasa, aku sedang merasa sangat bosan. Aku mengungkapkan semua itu di social media, seperti biasanya. Beberapa saat kemudian, salah satu teman mengajak aku datang ke suatu acara bertajuk festival. Aku menyanggupinya. GD mengomentari salah satu percakapan antara aku dan temanku di social media tersebut. Dia bilang ingin ikut menghadiri festival tersebut. Akhirnya kami membuat janji untuk bertemu disuatu tempat terlebih dahulu untuk berkumpul. 
       Sekitar pukul 19.30 wib, kami telah berkumpul disuatu tempat yang dijanjikan. Karena disaat itu hari sudah malam, temanku menganjurkan aku untuk ditemani oleh salah satu dari kami. Dan yang menemaniku... GD..
       Sepanjang jalan menuju tempat berlangsungnya festival, aku merasa sangat canggung. Awkward moment. Sesekali dia mengajak ku mengobrol, namun aku hanya menanggapi seperlunya. Aku termasuk orang yang pendiam dan pemalu terhadap orang yang baru aku kenal.
       Sesampainya di festival tersebut, kami segera masuk dan kemudian menikmati acara yang disuguhkan. Awalnya aku merasa biasa saja, tapi lama kelamaan aku merasa ada sesuatu yang berbeda dari salah satu sikap teman-teman yang aku ajak disana. Ya, GD..
       Entah (lagi-lagi) hanya perasaan ku saja, atau memang yang aku rasa bahwa dia memberiku perhatian yang berbeda. Perhatian yang lebih. Tapi, pikirku tidak mungkin. Aku baru beberapa hari ini mengenalnya, atau lebih tepatnya baru mengetahui bahwa dia ada. 
       Festival selesai. Hari telah larut, dan aku baru menyadari bahwa jam malam kost-ku sudah melewati batas. Aku harus segera pulang. Dan, dia yang mengantar dan memastikan bahwa malam itu aku akan aman.
       
       Jumat, 28 September 2012
       Seperti biasa, ketika aku membuka account social media ku, GD memulai obrolan dengan ku. Lagi-lagi aku pikir hanya hal biasa. Percakapan itu terisi dengan candaan-candaan. Hingga suatu menit berikutnya, dia menawari ku menonton salah satu film di bioskop bersama. Tentu aku menanggapinya dengan antusias, dan menerima ajakannya. Aku pikir, mungkin ini akan mengobati kebosananku. Awalanya dia pikir aku hanya bercanda menanggapi ajakannya. Tapi aku yakinkan bahwa aku serius menanggapi ajakannya.

       Sabtu, 29 September 2012
       Keesokan harinya kami benar-benar pergi menonton film bersama disalah satu bioskop dikota ini. Suasana diantara kami saat itu agak kaku. Ditambah lagi dengan film bergenre horor yang kami pilih. Namun, aku berusaha menikmatinya, mungkin begitu pula dengan dia.
       Beberapa jam berlalu setelah film selesai, dia mengajak ku untuk segera mengisi perut, mengingat hari yang sudah mulai malam. Makan malam itu-pun kami lewati dengan agak canggung satu sama lain.


        Hari-hari selanjutnya, pada minggu berikutnya dia mulai sering menghubungiku, entah lewat sms, twitter, whatsapp, bahkan telefon. Hinggga ia kerap kali menemaniku mengerjakan tugas-tugas kuliahku di perpustakaan universitas. Tentunya kami mulai merasa nyaman satu sama lain. Sempat beberapa kali aku melihat update dari twitternya, dimana dia menjuluki ku "ibu negara". Aku mulai merasakan sesuatu. Bahwa aku....

        Sabtu, 6 Oktober 2012
        Hari itu seperti biasa dia menghubungiku. Mengucakpan selamat pagi, menanyakan keadaan ku, dan lain sebagainya. Tentu aku juga membalasnya dengan antusias. Hari itu, dia mengatakan bahwa dia akan mengikuti suatu kegiatan dari kampusnya selama dua har, didaerah sekitar pegunungan yang cukup jauh dari kota. Namun di siang harinya dia kembali menghubungi ku, dan mengatakan dia ingin menemuiku.
Ternyata dia sengaja menyempatkan diri untuk kembali ke daerah bawah, demi untuk menemuiku. Entah kenapa, perasaan ku mulai tak karuan.
        Ketika akhirnya aku bertemu dengannya, aku makin salah tingkah. Kami mengobrol di sebuah cafe ice cream. Setelah beberapa lama, pesanan kami datang. Kami menyantapnya antusias sembari melanjutkan obrolan kami. Tak berapa lama kemudian, dia mengubah topik obrolan kami. Kata-kata yang terucap darinya membuatku terdiam sejenak. Membuatku semakin salah tingkah dibuatnya. Sesuatu hal yang selalu membuat para gadis luluh. Ya, dia meminta ku menjadi kekasihnya. Aku terdiam beberapa saat, lalu memintanya mengulang perkataannya, untuk memastikan apakah benar yang aku dengar tersebut. Dia-pun kembali mengatakan hal itu. Beberapa menit aku kembali terdiam. Hanya senyum yang dapat aku perlihatkan padanya. Dia-pun tersenyum padaku. Lalu tanpa berpikir lebih lama lagi, aku menjawab "ya".
        Entah kenapa ketika aku menjawabnya, aku merasa sangat yakin dengan perasaanku. Aku merasa dia adalah orang yang tepat. Walau belum berapa lama mengenalnya, tapi aku tahu dan dapat merasakan kebaikan dan ketulusannya.

        Hari ini, Jumat, 12 April 2013..
        Enam bulan lebih enam hari sudah kami lewatkan bersamanya. Bahkan hingga saat ini, tidak ada satupun darinya yang dapat membuat rasaku padanya berkurang. Dia orang yang sempurna di mataku. Aku-pun menyadari, betapa aku juga mencintainya. Aku harap, dengan restu Tuhan semua ini akan terus berlanjut hingga suatu saat nanti, hingga akhir hayat memisahkan kami.
Tetaplah selalu membuatku tersenyum.. :)